Islamic Widget

PEMBACA

Monday, October 25, 2010

ANTARA SYARIAT DAN HAKIKAT

Saya tidak mendalami Tasawwuf. Antara bidang ilmu yang baru berputik untuk saya tekuni ialah bidang kesufian. Terasa mahu menjadi orang sufi. Sekeping hati ini perlu di"sufi"kan. Pabila suami membeli buku "Hakekat Tasawwuf" tulisan terjemahan Indonesia hasil karya penulis asal Syeikh Abdul Qadir Isa dalam Bahasa Arab iaitu "Haqaiq at-Tasawwuf", ia ibarat orang mengantuk disorongkan bantal, pucuk dicita ulam mendatang.

Apa yang saya boleh katakan bagi orang seperti saya yang mahu berjinak-jinak dalam dunia "Tasawwuf" ini, buku ini adalah tepat dan padat isinya. Saya tertarik dengan sub-tajuk "Antara Hakikat dan Syariat". Sudah lama saya mencari jawapannya secara ilmiah, tapi masih belum berpuas hati dengan hasil carian di "Google". Pabila buku ini menghidangkan isu ini secara ilmiah, ia amat berbekas di hati.

Pada mukasurat 331 dinyatakan sebegini:

Dalam hadis Jibril yang masyhur yang diriwayatkan oleh Umar ibn Khattab R.A, telah disebutkan pembahagian agama kepada tiga rukun, dengan dalil ucapan Rasulullah SAW kepada Umar, "Sesunguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian." (HR Muslim dan Ahmad).

Rukun yang pertama adalah Islam, yaitu (iaitu) segi amal yang terdiri daripada ibadah, muamalah dan perkara-perkara ubudiiah. Adapun tempatnya adalah anggota badan yang lahiriah. Para ulama mengistilahkannya dengan nama syariat. Dan orang-orang yang yang khusus mempelajarinya adalah para ulama fikih(fekah).

Rukun yang kedua adalah iman, yaitu segi keyakinan hati yang terdiri dari iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari Akhir, serta Qadha dan Qadar. Dan orang-orang yang khusus mempelajarinya adalah para ulama tauhid.

Rukun yang ketiga adalah ihsan, yaitu sisi rohani dan hato yang berarti bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya. jika engkau tidak yakin melihatNya, maka yakinlah sesungguhnya Dia melihatmu. Para ulama mengistilahkannya dengan nama hakikat. Dan orang-orang yang khusus mempelajarinya adalah kaum sufi. (mukasurat 332)

....kaum sufi berkata dalam kaidah mereka yang terkenal,"Setiap hakikat yang melanggar syariat adalah kezindikan." (mukasurat 332-333)

.....Bacalah seterusnya dari awal hingga akhir tentang "Hakekat Tasawwuf" terjemahan penterjemah Khairul Amru Harahap dan Afizal Lubis; edisi Indonesia atau edisi Arab karangan Syeikh Abdul Qadir Isa iaitu "Haqaiq at-Tasawwuf".

1 comment:

Pelitahati said...

semoga khitob allah menemukan keindahan dunia kesufian